TEORI
TERCIPTANYA ALAM SEMESTA
Alam semesta sangatlah besar dan
luas, sehingga kita sulit mengetahui seberapa besar dan luasnya alam semesta
ini. Alam semesta terdiri dari miliaran galaksi dan benda-benda langit yang
tidak terhitung banyaknya. Ini adalah kebesaran TUHAN. Hanya sekitar 10%
benda langit dari hasil penelitian di ruang angkasa yang bisa dikenali,
sedangkan sisanya belum bisa dikenali.
|
Alam semesta yang kita ketahui
sekarang ini awalnya berasal dari gas yang berserakan secara teratur diangkasa
kemudian menjadi kabut. Dalam pengertian alam semesta disebut mikrokosmos dan
makrokosmos. Mikro kosmos yaitu benda-benda yang berukuran kecil seperti,
atom, sel, elektron dan benda-benda kecil lainnya. Makrokosmos yaitu
benda-benda yang berukuran besar, seperti bintang, planet, dan matahari.
Menurut
orang Babylonia (+ tahun 700-600 SM), alam semesta merupakan
suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan
langit dan bintang sebagai atapnya yang didalamnya terdapat kehidupan yang
biotic dan abiotik, serta didalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang
dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak.
George Lemaitre, seorang biarawan
Katholik Roma Belgia, mengajukan teori ledakan dahsyat mengenai asal usul alam
semesta, walaupun ia menyebutnya sebagai “hipotesis atom purba”.
Edwin Hubble (1929) yang disugesti oleh Lemaitre, menemukan bahwa
jarak bumi dengan galaksi yg sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan
geseran merahnya. Hal ini dibuktikan pada saat dia mengamati
bintang-bintang di
angkasa yang memancarkan warna
merah. Karena menurut hukum fisika, spektrum cahaya yang mendekati
seorang pengamat cenderung berwarna ungu, dan yang menjauhi pengamat cenderung
berwarna merah. Sebelumnya, Hubble membuat penemuan bahwa bintang dan
galaksi bergerak tak anya menjauhi kita, tetapi juga menjauhi satu sama lain.
Kesimpulan dari suatu alam semesta yang menjauhi kita adalah bahwa alam
terus mengembang.
Berbagai pemercepat partikel raksasa
telah dibangun untuk menguji kondisi tersebut. Namun, tanpa adanya bukti apapun
yang berhubungan dengan pengembangan awal yang cepat, teori ledakan dahsyat
tidak dapat memberikan beberapa penjelasan mengenai kondisi awal alam semesta,
melainkan mendeskripsikan dan menjelaskan pemahaman umum alam semesta sejak pengembangan
awal tersebut. Fred Hoyle mencetuskan istilah Big Bang pada
sebuah siaran radio tahun 1949. Teori Big Bang ini menunjukkan bahwa semua
benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian
terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big
Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta
kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov
mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa
radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini seharusnya ada di alam. radiasinya
harusnya tersebar merata di seluruh penjuru alam semesta. Pada tahun 1965, Arno
Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang radiasi tanpa sengaja. Radiasi
ini disebut “radiasi latar kosmis”, tidak terlihat memancar dari
satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan
satelit Cosmic Background Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk melakukan
penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk
membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan
raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta.
Bukti penting lain bagi Big Bang
adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian,
diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan
perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big
Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu
kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah
menjadi helium.
Teori Tentang Pembentukan Alam
Semesta
A. Teori Kabut
Imanuel Kant (1724-1804) seorang
ahli filsafat bangsa Jerman dan Piere Simon Laplace (1749-1827) ahli astronomi
bangsa Perancis mengemukakan teori Nebular Hypothesis. Kant mengemukakan
teorinya tahun 1755, sedangkan Laplace mengemukakan tahun 1796 . Pada
akhir abad ke-19 teori kabut disanggah oleh beberapa ahli seperti James Clark
Maxwell yang memeberikan kesimpulan bahwa bila bahan pembentuk planet
terdistribusi disekitar matahari membentuk suatu cakram atau suatu piringan,
maka gaya yang disebabkan oleh perbedaan perputaran (kecepatan anguler) akan
mencegah terjadinya pembekuan planet. Pada abad ke-20 percobaan dilakukan
untuk membuktikan terbentuknya cincin-cincin, Laplace menunjukkan bahwa medan
magnet dan medan listrik matahari telah merusak proses pembekuan batu-batuan.
B. Teori Planetisimal
Thomas C. Chamberlain dan Forest
R.Moulton pada tahun1900 mengatakan bahwa tata surya kita terbentuk akibat
adanya bintang lain yang hampir menabrak matahari.
C. Teori Pasang Surut Bintang
Teori pasang surut bintang pertama
kali dikemukakan oleh James Jean dan Herold Jaffries pada tahun1917. Hipotesis
pasang surut bintang sangat mirip dengan hipotesis planetisimal. Namun
perbedaannya terletak pada jumlah awalnya matahari.
D. Teori Kondensasi
Teori kondensasi dikemukakan oleh
astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun1950 yang
menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar
membentuk cakram raksasa.
E. TeoriBintang Kembar
Menurut teori bintang kembar,
awalnya ada dua buah bintang yang berdekatan (bintang kembar), salah satu
bintang tersebut meledak dan berkeping-keping. Akibat pengaruh grafitasi dari
bintang kedua, maka kepingan-kepingan itu bergerak mengelilingi bintang
tersebut dan berubah menjadi planet-planet. Sedangkan bintang yang tidak
meledak adalah matahari.
F. TeoriLedakan Maha Dahsyat (Big
Bang)
Pada awal abad ke-21 muncul
teori ledakan maha dahsyat Big Bang,membentuk keseluruhan alam semesta
sekitar15 milyar tahun yang lalu. Jagat raya tercipta dari suatuketaidaan
sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Pada awalnya alam semesta ini
berupa satu massa maha padat. Massa maha padat ini dapat dianggap suatu atom
maha padat dengan ukuran maha kecil yang kemudian mengalami reaksi radioaktif
dan akhirnya mneghasilkan ledakan maha dahsyat.
3 komentar on Teori Terciptanya Alam Semesta :
Hanya sekitar 10% benda langit dari hasil penelitian di ruang angkasa yang bisa dikenali, sedangkan sisanya belum bisa dikenali.
kok tau udh memahami 10%, bearati sudah ada gambaran mengenai 100%nya? padahal dibilang "sisanya belum bias dikenali"
apa itu makrokosmos, mikrokosmos. lalu apa itu arti as above so below.
menarik banget buat dibaca kak infonya
beda alfamart dan alfamidi
Post a Comment and Don't Spam!